Kamis, 28 Januari 2016
Selasa, 26 Januari 2016
OBAT PENYAKIT KRONIS GURU
Untuk Mengobati 28 Penyakit Kronis Guru adalah dengan Minum Obat ANTIMO
1. Aktif
2. Niat Tulus Mengabdi
3. Totalitas Bekerja
4. Inspiratif
5. Motivasi Untuk Maju
6. On Time
1. Aktif
2. Niat Tulus Mengabdi
3. Totalitas Bekerja
4. Inspiratif
5. Motivasi Untuk Maju
6. On Time
28 PENYAKIT YANG MENYERANG GURU
Berdasarkan
hasil survai di berbagai daerah di Indonesia, ternyata banyak penyakit
yang menyerang para guru. Bagi para guru yang merasa menderita penyakit
berikut, mari segera periksakan ke ‘dokter’ sebelum menular kepada guru
yang lain. Sedikit celotehan yang mungkin bisa dijadikan bahan
introspeksi para guru dan para calon guru di masa kini !!!!
- Kudis (Kurang Disiplin)
Penyakit
ini lebih sering menyerang para guru dan cepat menular. Bayangkan saja,
jika jam bel masuk sudah berbunyi kebanyakan guru masih meneruskan
kegiatannya seperti ngobrol dengan teman sebangku, masih asyik main
komputer, bahkan ada yang menikmati menu makan siangnya. Oleh karena itu
seharusnya dalam dunia ‘guru’ dicanangkan budaya malu, seperti : Malu
datang terlambat, Malu tidak mengajar, Malu pulang duluan, Malu tidak
disiplin, Malu tidak membuat RPP, Proter (Program Semester) dsb.
- Kutil (Kurang Teliti)
Kurang
teliti contoh saat mengoreksi lembar jawab ulangan. Terkadang ada saja
yang salah dalam menghitung jumlah, atau menyalahkan jawaban yang
sebenarnya betul, atau sebaliknya. Membenarkan jawaban yang salah. Hal
ini tentu merugikan peserta didiknya.
- Kuman 1 (Kurang Iman)
Penyakit
lain yang sering menggerogoti guru adalah kuman (kurang iman). Tidak
sedikit guru yang goyah imannya ketika melihat dana bantuan cair.
Apalagi guru yang merangkap tugasnya sebagai bendahara sekolah, tentu
akan lebih memiliki kesempatan untuk menguji kadar imannya.
- Kuman 2 (Kurang Amanah)
Kuman
lain yang mengancam bapak ibu guru adalah kurang amanah. Bapak ibu guru
di sekolah adalah orangtua bagi anak di sekolah. Jadi seharusnya bapak
dan ibu guru menjaga anak didiknya seperti merawat anaknya sendiri di
rumah.
- Kurap (Kurang Rapi)
Penyakit
guru yang masih berhubungan dengan kepribadian adalah kurap (kurang
rapi). Misalnya pada pakaian. Tak jarang kita melihat guru dengan baju
kumal atau lusuh karena tidak pernah tercium setrika. Tentu hal ini akan
mengganggu konsentrasi anak saat mengikuti pelajaran.
- TBC 1 ( Tidak Bisa Computer)
Dalam
hubungannya dengan ketrampilan, banyak juga guru yang mengidap penyakit
TBC alias tidak bisa computer. Setiap menjalankan tugasnya hanya
bermodalkan buku pegangan (modul), spidol, dan papan tulis. Tidak mampu
memanfaatkan kecanggihan teknologi yang semakin maju. Hal ini tentu akan
menghambat pengetahuan para peserta didik. Mengingat kemajuan teknologi
yang begitu pesat, mau tidak mau dunia pendidikan harus mengimbanginya
agar tidak ketinggalan ilmu pengetahuan.
- TBC 2 (Tidak Banyak Cara)
Guru
dengan penyakit TBC dalam mengajar hanya asal tanpa memerhatikan
bagaimana reaksi anak didik. Padahal banyak cara yang bisa dilakukan
guru dalam menyalurkan ilmunya kepada anak didik. Seperti metode CBSA
(Cara Belajar Siswa Aktif), Resitasi, Eksperimen, Demonstrasi, Outbond,
Analisa Data, LCD, Powerpoint dan masih banyak metode pembelajaran yang
masih bisa digunakan.
- Asma 1 ( Asal Masuk Kelas)
Penyakit
asma (asal masuk kelas) juga tidak kalah banyaknya menggerogoti para
guru. Mereka tidak memperhatikan lagi untuk apa masuk kelas, materinya
sampai mana, sekarang mau membahas apa dan sebagainya. Para guru yang
berpenyakit asma juga tidak peduli dengan keadaan kelas yang ramai,
anak-anak yang belum siap diberi ilmu tetapi langsung saja ‘nyerocos’
memberikan materi.
- Asma 2 (Asal Materi Habis)
Penyakit
asma berikutnya yang juga banyak menyerang bapak ibu guru adalah asal
materi habis. Kebanyakan mereka mengajar dengan cepat, monoton, dan
tidak pernah mengubah gaya mengajar. Mereka tidak memedulikan apakah
anak-anak bisa mengikuti, mengerti, memahami materi yang diberikan. Yang
ada dalam benaknya hanyalah yang penting materi habis sehingga bisa
mengadakan ulangan (evaluasi).
- Tipus (Tidak Punya Selera)
Penyakit
guru selanjutnya adalah “Tipus” tidak punya selera. Ibarat orang sakit
yang tidak punya selera utuk makan. Begitu juga dengan guru yang
berpenyakit tipus. Mereka tidak punya selera untuk mengajar. Apalagi
untuk mendidik anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya.
- Mual ( Mutu Amat Lemah)
Mutu
pendidikan tergantung dari mutu pelajaran yang diberikan guru.
Seandainya guru tidak bisa meningkatkan mutu pendidikan kita maka akan
memengaruhi mutu pendidikan anak didik. Oleh karena itu guru harus
meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Misalnya dengan sering mengikuti
workshop, pelatihan program bermutu, sering berdikusi sesama sejawat di
forum/KKG membagi masalah atau pengalaman pada sesama sejawat, agar
semua poblem permasalahan dapat diatasi, setidaknya akan menambah mutu
pendidikan kita.
- Kusta ( Kurang Strategi)
Guru
yang terserang penyakit kusta masuk kelas mengajar dengan tanpa
strategi. Hal ini sering ditandai dengan banyaknya siswa yang keluar
masuk saat guru mengajar. Dalam hal ini guru belum mampu
menunjukkan kompetensi-kompetensi yang diharapkan oleh siswanya sehingga
dapat menjadikan proses belajar mengajar terganggu. Sebab, tugas guru
tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik serta menjadi seorang manajer
di suatu kelas.
- Kram ( Kurang Terampil)
Sebagai
guru kita harus terampil dalam banyak hal. Seperti dalam menggunakan
model pengajaran, strategi, atau memanfaatkan teknologi yang lebih
canggih sekali pun. Kita tahu guru masih ada yang tidak bisa komputer,
gagap internet. Padahal sebenarnya guru bisa memanfaatkan teknologi
untuk mengganti kita, agar anak didik kita lebih jelas/memahami
pelajaran.
- Asam Urat ( Asal Sampaikan Materi Urutan Kurang Akurat)
Dalam
dunia pembelajaran dan pendidikan, guru tidak hanya mengajar seenaknya
sendiri. Asal masuk tanpa persiapan khusus. Sebagai guru profesional
seharusnya merencanakan apa yang akan diajarkan seperti membuat RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), membuat program yang akan dilakukan
selama satu semester atau dalam waktu satu tahun. Dalam pembuatan RPP,
Promes, Prota juga tidak bisa asal, semua ada sistimatika yang sudah
diatur secara lengkap dan berpedoman pada silabus yang ada.
- Lesu ( Lemah Sumber)
Guru
yang lemah sumber niscaya dalam pelajaran berlangsung kurang bahan yang
diajarkan kepada anak didiknya. Hal ini akan berakibat pada sedikitnya
pengetahuan anak didik kita. Maka dari itu sebagai pengajar harus banyak
memiliki sumber baik dari membaca berbagai buku/modul pelajaran, dari
koran, majalah, dan sebagainya.
- Diare ( Di Kelas Anak Diremehkan)
Banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran di kelas.
Salah satu faktor yang paling berperan atau sangat penting adalah guru.
Sikap seorang guru sangat berpengaruh terhadap jalannya proses suatu
pembelajaran. Berbagai pengalaman positif maupun negatif yang dialami
siswa di dalam kelas, tidak pernah terlepas dari tindakan dan sikap
guru. Apalagi jika pengalaman negatif, akan meninggalkan bekas bagi
emosi siswa.
- Ginjal ( Gaji Nihil Jarang Aktif Kerja Lamban)
Guru
dengan gaji yang minim sehingga lebih memilih mencari bisnis tambahan
di luar jam mengajar dibanding aktif mengikuti kegiatan yang berhubungan
dengan masalah pendidikan. Banyak kegiatan yang berkaitan dengan
pendidikan namun hanya beberapa guru yang mengikuti seperti seminar guru
profesional, diklat yang berhubungan dengan pembelajaran, atau work
shop pendidikan.
- Sembelit (Sedikit Membaca Literature)
Penyakit
sembelit hampir sama dengan lesu. Untuk memberikan pelajaran pada anak
kebanyakan guru malas mencari literaturenya. Padahal literature tidak
harus berupa buku-buku tebal pendukung materi pelajaran. Literature bisa
didapatkan dari dunia maya seperti internet. Jadi tidak perlu susah
payah ke perpustakaan atau toko buku untuk menambah ilmu pengetahuan.
Tinggal membuka internet dan mencari apa yang dibutuhkan.
- Batuk (Belajar Atau Tidak Urusan Kemudian)
Bagaimana
jika seorang guru mengajar tanpa pernah memahami apa yang akan
disampaikan. Tentu anak-anak yang akan menjadi korban. Bapak ibu bisa
berdalih dengan seribu cara untuk menutupi kesalahan, namun lagi-lagi
anak didiklah yang dijadikan korban. Maka dari itu sebelum mengajar
usahakan sebelumnya sudah membuka-buka literature dan memahami apa yang
akan disampaikan kepada anak didiknya.
- Sariawan (Siapkan Anak-Anak Dengan Ringkasan, Aman Waktu Ujian)
Terkadang
ada juga guru yang sengaja menyiapkan ringkasan untuk belajar anak
didiknya agar saat ujian bisa dijadikan alat untuk ‘menyontek’. Kalau
memang tujuan membuat ringkasan adalah agar belajarnya menjadi lebih
mudah memang itu akan sangat membantu para siswa. Namun ketika ringkasan
dipersiapkan oleh guru dengan tujuan biar aman saat menghadapi ujian
kelak, maka itu merupakan suatu kesalahan besar.
- Mencret (Mengajar Ceramah Terus)
Mengajar
dengan ceramah terus juga sering kita jumpai. Guru tidak lagi peduli
dengan keadaanan kelas. Apakah anak-anak sudah paham dengan apa yang
diberikan atau belum. Semua itu bukanlah menjadi beban bagi guru. Dalam
pikiran mereka hanya terbersit ‘saya sudah menyampaikan materi ini”.
- Salesma (Sangat Lemah Sekali Membaca)
Umumnya
guru jarang suka membaca. Padahal untuk menambah ilmu pengetahuan yang
dimiliki guru, mau tidak mau harus membaca (memang tidak hanya dengan
membaca, bisa dengan melihat televisi atau mendengarkan radio). Namun
membaca adalah gudangnya ilmu karena dengan membacalah jendela dunia
menjadi luas terbuka. Jika para guru saja berpenyakit salesma (sangat
lemah dalam membaca) bagaimana dengan murid-muridnya? Tentu pengetahuan
mereka tidak akan bertambah secara maksimal karena gurunya saja tidak
memiliki pengetahuan yang optimal.
- Struke (Suka Terlambat, Rupanya Kebiasaan)
Penyakit
yang juga umum menyerang hampir sebagian besar guru di Indonesia adalah
kebiasaan terlambat. Suatu perbuatan yang tidak baik namun menjadi
kebiasaan. Parahnya lagi dibuat sebagai sesuatu yang wajar dan
dimaklumi. Jadi bukan suatu hal yang perlu dijadikan beban jika ada guru
terlambat jam saat mengajar.
- THT (Tukang Hitung Transport)
Guru
yang profesional seharusnya tidak mempermasalahkan soal transportasi
atau uang sampingan lain seperti honor koreksi, wali kelas, pengawas
ujian, akomodasi, dan lain sebagainya. Semua sudah ada aturan yang
mengurusi masalah yang berhubungan dengan keuangan. Namun kenyataannya
tidak sedikit guru yang mempunyai penyakit THT, tukang menghitung
transportasi.
- Hipertensi (Hiruk Persoalkan Tentang Sertifikasi)
Akhir-akhir
ini dunia sekolah baru disibukkan dengan masalah sertifikasi. Banyak
guru yang sibuk mengurusi sertifikasi sehingga melupakan kewajibannya
mengajar di kelas.
- Diabed (Datang Inginnya Absen Tok, Baru Kemudian Etung-etungan Duit)
Banyak
guru yang hanya memikirkan masalah kehadirannya di sekolah bukan
kinerjanya dalam membangun anak didik. Jika mereka lupa tidak absen
sepertinya sudah kelhilangan sesuatu yang besar karena akan ada potongan
honor. Tetapi sebaliknya jika lupa tidak mengajar di kelas atau tidak
mendidik siswanya menganggap sebagai masalah yang ringan.
- WTS (Wawasan Tidak Luas)
Guru
yang profesional dituntut mempunyai wawasan lebih luas. Guru harus
mengetahui banyak hal untuk mengajar seperti macam model-model
pelajaran, materi-materi yang berkaitan dengan pelajaran dan sebagainya.
Guru juga harus mengikuti perkembangan teknologi agar tidak ketinggalan
zaman.
- Gaptek (Gagap Teknologi)
Sekarang
ini masih saja ada guru yang gaptek (gagap teknologi). Tidak mengenal
komputer, apalagi membuat program pembelajaran dengan memanfaatkan
komputer. Memegang mouse saja masih kaku sehingga jangankan membuat
powerpoint, menulis RPP saja tidak bisa. Mengingat perkembangan
teknologi yang begitu pesatnya mau tidak mau memaksa guru untuk
mengikuti perkembangannya. Guru harus mau belajar bagaimana memakai
komputer dalam pembelajaran, menggunakan powerpoint untuk presentasi dan
sebagainya. Jangan sampai guru kalah sama muridnya yang lebih canggih
dalam mengoperasikan komputer.
Kontributor: Nurkholis Majid,S.Pd.I (Sekretaaris FKGP Kecataman Babat)
Senin, 25 Januari 2016
KONTAK KAMI
- Email : fkgpkecamatanbabat@gmail.com
- Nomor HP 1 : 085645470953 ( Bapak Akhmad Sholeh, S.Ag )
- Nomor HP 2 : 085649925450 ( Bapak Nurkholis Majid,S.PdI )
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
- Keputusan Dirjen Pendis Nomor 1023 Tahun 2015 Ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Bagi Guru PNS dan Bukan PNS Pada Raudlatul Athfal/ Madrasah
- Keputusan Dirjen Pendis Nomor 1022 Tahun 2015 Ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberian Subsidi Tunjangan Fungsional Bagi Guru RA/Madrasah Bukan Pegawai Negeri Sipil (STAF-GBPNS)
- Keputusan Dirjen Pendis Nomor 481 Tahun 2015 Ttg Penetapan Madrasah Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013
- Keputusan Dirjen No 7322 TTg POS UAMBN TP. 2015-2016
PERATURAN MENTERI AGAMA ( PMA )
- PMA No. 16 Tahun 2010 Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah
- PMA Nomer 90 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
- PMA Nomer 13 Tahun 2014 Ttg Pendidikan Keagamaan Islam
- PMA Nomer 14 Tahun 2014 Ttg Pendirian Madrasah Yang Diselenggarakan Oleh Pemerintah Dan Penegrian Madrasah Yang Diselenggarakan Oleh Masyarakat
- PMA Nomer 29 Tahun 2014 Ttg Kepala Madrasah
- PMA No.60 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas PMA No.90 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah ( Payung Hukum KKG dan MGMP )
PROGRAM KERJA
NO. | KEGIATAN | JENIS KEGIATAN | SASARAN | PENANGGUNG JAWAB |
---|---|---|---|---|
1 | Peningkatan Kompetensi Anggota | Diklat, Workshop dan Seminar | Anggota FKGP | FKGP Kecamatan Babat |
2 | Pendampingan Pembuatan SKMT | Pendampingan | Anggota FKGP | FKGP Kecamatan Babat |
3 | Pendataan Anggota Baru | Penerbitan KTA | Anggota FKGP | FKGP Kecamatan Babat |
4 | Rapat Kerja | Raker | Pengurus dan Anggota | FKGP Kecamatan Babat |
5 | Pendampingan UKG Online | Try Out UKG | Anggota FKGP | FKGP Kecamatan Babat |
6 | Olimpiade dan Kompetisi Mapel | Olimpiade Mapel | Peserta Didik semua jenjang | FKGP Kecamatan Babat |
7 | Iuran Anggota | Iuran Anggota | Anggota FKGP | FKGP Kecamatan Babat |
Minggu, 24 Januari 2016
VISI DAN MISI
VISI :
" Menjadikan Tenaga Pendidik Menjadi Lebih Profesional "
MISI :
" Menjadikan Tenaga Pendidik Menjadi Lebih Profesional "
MISI :
- Pembinaan Guru Profesi secara berkelanjutan melalui Workshop dan Diklat
- Pendampingan Kepada Tenaga Pendidik terhadap kewajiban atas profesi ( SKMT, Laporan Kinerja, PKG dll )
Sabtu, 23 Januari 2016
SUSUNAN PENGURUS FKGP KECAMATAN BABAT
SUSUNAN PENGURUS FKGP KECAMATAN BABAT PERIODE 2015 - 2020
- Pembina : H.SURADI,S.Ag ( MI Al-Huda Pucakwangi )
- Ketua : AKHMAD SHOLEH,S.Ag ( MI ATTAHDZIBIYAH Babat )
- Sekretaris : NURKHOLIS MAJID,S.Pd.I ( MIM 05 Gendongkulon )
- Bendahara : GHUFRON,S.Pd ( MI Nurul Ulum Moropelang )
- Kabid RA/MI : SHODIQIN,S.Ag ( MI Ma`arif NU Gembong )
- Kabid MTs/MA : MUJIBUR ROHMAN,SE ( MTs Raudlatul Muta`alimin Tegalrejo )
Langganan:
Postingan (Atom)